Drona diberikan
pengetahuan tentang senjata Brahmastra untuk muridnya Arjuna. Aswatama, putra
Drona tidak
mampu menahan Fakta Bahwa ayahnya memilih untuk mengajarkan
pengetahuan ini kepada orang lain secara sempurna, dari
pada anaknya sendiri. Aswatama mendesak
Drona ayahnya
untuk mengungkapkan pengetahuan tentang senjata
Bramastra. Drona
memiliki kewajiban dan pengetahuan mengenai
untuk siapa sepantasnya Bramastra di ajarkan dan diberikan secara utuh, Drona pun memperingatkan Sebaiknya Senjata Bramastra tidak digunakan bahkan di saat bahaya besar
sekalipun, Terutama terhadap
manusia.
Mengetahui kegelisahan anaknya, Drona berkata, "Aswatama
anak ku, tampaknya kamu tidak akan menapak jalan kebajikan." Mendengar ini,
Aswatama
merasa putus asa dan ia berjalan di
bumi dalam kesedihan.
***
Sementara Pandawa bersaudara menghabiskan waktu mereka di hutan
dalam masa pengasingan,
Aswatama mengunjungi
Dwaraka,
dan tinggal di sana untuk sementara waktu. Suatu hari, ia
mengunjungi Krishna, ketika Krishna sendirian sedang
melihat pantai. Dia
mendesak Krishna dan menawarkan senjata Bramastra dan senjata Cakra untuknya.
Krishna menjawab, "Aswatama, para Dewa, Denawa, Gandharwa,
Asura dan semua
Pria berkumpul bersama-sama, tidak
akan mampu merebut senjata cakra dari ku, bahkan takmenguras
seperseratus bagian dari energi ku. Tapi jika kamu memaksakan untuk
memilikinya bukan hanya Cakra semua senjataku boleh kau pilih jika kau mampu, Aku punya busur, anak panah ini, Cakra ini, dan bunga ini. Manakah dari ini Katakan padaku apakah yang
kamu ingin miliki
sekali lagi. Jika
kamu mampu menggunakan
salah satunya akan aku berikan padamu !.”
Aswatama, seolah-olah menantang Krishna, dia
minta cakra dari krishna, dan Krishna mengatakan untuk mengambilnya. Tiba-tiba Aswatama mencoba
menyita
Cakra Kresna, dan mengambil dengan tangan kirinya. Namun Dia gagal, bahkan senjata itu takbergerak. Dia kemudian mencoba dengan tangan kanan tetapi
sia-sia. Sedih dan lelah, Aswatama pun Mengundurkan diri.
Dikatakan pada Aswatama
oleh
Krishna, "Bahkan Arjuna, sepupu
sekaligus teman sejati
ku di bumi, tidak pernah
berbicara dan meminta pada ku seperti yang kamu ucapkan di sini. Bahkan Pradyumna, anak yang aku bimbing
untuk bertapa dan berguru pada para
brahmacarya selama dua belas tahun tidak pernah meminta Cakra dari ku. Baladewa kakak ku yang besar bersama ku sejak
kecil tidak pernah mengatakan
kata-kata seperti itu! Juga tidak Setyaki atau Samba. Tapi kamu meminta ku untuk memberikan Cakra ini pada mu. Katakan padaku satu hal. Apakah kamu
berencana untuk berperang menggunakan senjata ini "?
Putra Drona itu menjawab, "Setelah menawarkan Bramastra saya kepada mu, wahai Krishna, itu adalah niat saya untuk melawan Anda.
Jika saya dapat menguasai Cakra, saya akan dapat Menjadi yang tak terkalahkan. Setelah gagal, saya akan meninggalkan tempat
ini. Saya telah mengerti Bahwa tidak ada yang Bisa menggunakan cakra ini selain engkau, ya kresna. " setelah mengatakan ini Aswatama pergi meninggalkan Wasudewa
Kresna.
Krishna kemudian meriwayatkan insiden ini untuk Yudhishtira pada akhir perang. Pada Waktu Itu,
Dia menjelaskan Aswattama memiliki sifat murka, jahat, gelisah dan kejam.
Yang
telah terpendam menyatu dalam jiwanya.