Korawa atau Kaurawa (Sansekerta: kaurava) adalah kelompok antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Nama Korawa secara umum berarti "keturunan Kuru". Kuru adalah nama seorang Maharaja yang merupakan keturunan Bharata, dan menurunkan tokoh-tokoh besar dalam wiracarita Mahabharata. Korawa adalah musuh bebuyutan para Pandawa. Jumlah mereka adalah seratus dan merupakan putra prabu Dretarastra yang buta dan permaisurinya, Dewi Gandari.
Pengertian Kurawa
Istilah Korawa yang digunakan dalam Mahabharata memiliki dua pengertian:
· Arti luas: Korawa merujuk kepada seluruh keturunan Kuru. Dalam pengertian ini, Pandawa juga termasuk Korawa, dan kadangkala disebut demikian dalam Mahabharata, khususnya pada beberapa bagian awal.
· Arti sempit: Korawa merujuk kepada garis keturunan Kuru yang lebih tua. Istilah ini hanya terbatas untuk anak-anak Dretarastra, sebab ia merupakan keturunan yang tertua dalam garis keturunan Kuru. Istilah ini tidak mencakup anak-anak Pandu, yang mendirikan garis keturunan baru, yaitu para Pandawa.
Pengertian Kurawa
Istilah Korawa yang digunakan dalam Mahabharata memiliki dua pengertian:
· Arti luas: Korawa merujuk kepada seluruh keturunan Kuru. Dalam pengertian ini, Pandawa juga termasuk Korawa, dan kadangkala disebut demikian dalam Mahabharata, khususnya pada beberapa bagian awal.
· Arti sempit: Korawa merujuk kepada garis keturunan Kuru yang lebih tua. Istilah ini hanya terbatas untuk anak-anak Dretarastra, sebab ia merupakan keturunan yang tertua dalam garis keturunan Kuru. Istilah ini tidak mencakup anak-anak Pandu, yang mendirikan garis keturunan baru, yaitu para Pandawa.
Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Gandari, istri Dretarastra, menginginkan seratus putera. Kemudian Gandari memohon kepada Byasa, seorang pertapa sakti,
dan beliau mengabulkannya. Gandari menjadi hamil, namun setelah lama ia
mengandung, puteranya belum juga lahir. Ia menjadi cemburu kepada Kunti yang sudah memberikan Pandu tiga orang putera. Gandari menjadi frustasi kemudian memukul-mukul
kandungannya. Setelah melalui masa persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah
segumpal daging. Byasa kemudian memotong-motong
daging tersebut menjadi seratus bagian dan memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah
selama satu tahun. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari
dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki. Yang pertama muncul adalah Duryodana, diiringi oleh Dursasana, dan saudaranya yang lain.
Seluruh putera-putera Dretarastra tumbuh menjadi pria yang
gagah-gagah. Mereka memiliki saudara bernama Pandawa, yaitu kelima putera Pandu, saudara tiri ayah mereka. Meskipun mereka bersaudara, Duryodana yang merupakan saudara
tertua para Korawa, selalu merasa cemburu terhadap Pandawa, terutama Yudistira yang hendak dicalonkan menjadi raja di Hastinapura. Perselisihan pun timbul
dan memuncak pada sebuah pertempuran akbar di Kurukshetra.
Setelah pertarungan ganas berlangsung selama delapan belas hari,
seratus putera Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya, kecuali Yuyutsu, putera Dretarastra yang lahir dari seorang dayang-dayang. Yang terakhir gugur dalam pertempuran
tersebut adalah Duryodana, saudara tertua para
Korawa. Sebelumnya, adiknya yang bernama Dursasana yang gugur di tangan Bima. Yuyutsu adalah
satu-satunya putera Dretarastra yang selamat
dari pertarungan ganas di Kurukshetra karena memihak para Pandawa dan ia melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para
leluhurnya.
Nama:
|
Duryodana
|
Nama lain:
|
Suyodhana;
Suyudana; Duryudana; Kurupati; Gandarisuta; Dretaputra;
Jakapitana. |
Arti Nama:
|
"sulit ditaklukkan" atau
"tidak terkalahkan".
|
Asal:
|
|
Orang Tua:
|
Raja Dretarastra &
Gandari dari Kerajaan Gandara
|
Saudara:
|
Dursasana;
Citraksa; Citraksi; Widandini (raja negara Purantara)
Gardapati (raja negara Bukasapta), Bogadatta
(raja negara Turilaya), Dewi Dursila (Dussila) & 94 Kurawa lainnya
|
Saudara Lain Ibu:
|
Yuyutsu (Yuyulssu) dari Ibu Seorang Waisya
|
Guru:
|
Bisma; Resi Drona; Resi Kripa
& Raja Baladewa
|
Senjata:
|
Gada, Pedang, Tumbak, Kapak,
Panah, Pisau Candra
|
Kelebihan:
|
|
Istri:
|
Banowati.Putri Raja Salya, Kerajaan Madra
|
Anak:
|
Laksmana
(Laksmanakumara).
|
Akhir Hidup:
|
Tewas oleh
Bima dengan keadaan kedua pahanya hancur pada tanding Gada pada akhir Perang
Barata yuda
|
Nama:
|
Dursasana
|
Nama lain:
|
Duhsasana; Dushasana
|
Arti Nama:
|
”sulit untuk
dikuasai” atau ”sulit untuk diatasi”.
|
Kepribadian:
|
Sombong, suka
bertindak sewenang-wenang, menggoda wanita dan senang menghina orang lain.
|
Asal:
|
|
Orang Tua:
|
Raja Dretarastra & Gandari dari Kerajaan Gandara
|
Saudara:
|
Duryudana
(Pangeran
Hastinapura); Citraksa; Citraksi; Widandini
(raja negara Purantara) Gardapati
(rajaBukasapta),
Bogadatta (raja Turilaya), Dewi Dursila (Dussila) 94 Kurawa lainnya
|
Saudara Lain Ibu:
|
Yuyutsu (Yuyulssu) dari Ibu Seorang Waisya
|
Guru:
|
Bisma ; Resi Kripa ; Resi Drona ;
Raja baladewa
|
Senjata:
|
Gada, Pedang, Kapak & Panah
|
Istri:
|
Dewi Saltani
|
Anak:
|
Dursala
|
Akhir Hidup:
|
Tewas oleh
Bima dengan keadaan dada robek, lengan Tangan Kanan putus setelah tanding
Gulat pada Perang Barata yuda
|
Nama:
|
Citraksa
|
Ejaan Sanskerta:
|
Chithrāksha
|
Asal:
|
|
Orang Tua:
|
Raja Dretarastra &
Gandari dari Kerajaan Gandara
|
Saudara:
|
Duryudana
(Pangeran
Hastinapura); Dursasana; Citraksi; Widandini
(raja negara Purantara) Gardapati
(rajaBukasapta),
Bogadatta (raja Turilaya), Dewi Dursila (Dussila) 94 Kurawa lainnya
|
Saudara Lain Ibu:
|
Yuyutsu (Yuyulssu) dari Ibu Seorang Waisya
|
Guru: | Resi Drona, Resi Kripa & Bisma |
Senjata: | Pedang, Panah & Keris |
Akhir Hidup: | Tewas oleh Sadewa dengan keadaan Perut Robek setelah tanding Pedang pada Perang Barata yuda |
Nama:
|
Bogadenta
|
||||
Asal:
|
|||||
Tempat Tinggal:
|
Kerajaan Trilaya
|
||||
Orang Tua:
|
Raja Dretarastra &
Gandari dari Kerajaan Gandara
|
||||
Saudara:
|
Duryudana
(Pangeran
Hastinapura); Dursasana; Citraksi; Citraksa; Widandini
(raja negara Purantara) Gardapati
(rajaBukasapta), Dewi Dursila (Dussila) 94 Kurawa lainnya
|
||||
Yuyutsu (Yuyulssu) dari Ibu Seorang Waisya
|
|||||
Guru:
|
Resi Drona, Resi Kripa, Raja Baladewa
|
||||
Senjata:
|
Gada, Kapak, Tumbak & Panah
|
||||
Akhir Hidup :
|
Tewas oleh Arjuna
dengan keadaan Kepala Terpenggal panah setelah Hewan buas tunggangannya di
lumpuhkan Bima pada Perang Barata yuda
|
Korawa lainnya
Para Korawa (putera Dretarastra) yang utama berjumlah seratus, namun mereka masih mempunyai saudara dan saudari pula. Yaitu Yuyutsu, yaitu anak Dretarastra tetapi lain ibu, ibunya seorang wanita waisya. Kemudian dari Ratu Gandari, lahir seorang putra lagi bernama Duskampana dan seorang putri bernama Dursila (atau Duççila atau Dussila).
Para Korawa (putera Dretarastra) yang utama berjumlah seratus, namun mereka masih mempunyai saudara dan saudari pula. Yaitu Yuyutsu, yaitu anak Dretarastra tetapi lain ibu, ibunya seorang wanita waisya. Kemudian dari Ratu Gandari, lahir seorang putra lagi bernama Duskampana dan seorang putri bernama Dursila (atau Duççila atau Dussila).
Dursilawati Yuyutsu
Berikut ini nama-nama seratus Korawa yang dibedakan menjadi dua versi, versi India dan versi Indonesia. Kedua Korawa utama yaitu Suyodana alias Duryodana dan Dursasana disebut lebih dahulu. Kemudian yang lain disebut menurut urutan abjad :
Versi India
|
Versi Indonesia
|
1.
Duryodana (Duryodhana)
2.
Dursasana (Dussāsana)
3.
Abaya
(Abhaya)
4.
Adityaketu
(Ādithyakethu)
5.
Alalupa
(Alolupa)
6.
Amapramadi
(Amapramādhy)
7.
Anadrusya
(Anādhrushya)
8.
Antudara
(Anthudara)
9.
Anuwinda
(Anuvindha)
10. Aparajita (Aparājitha)
11. Ayubahu (Ayobāhu)
12. Bahwasi (Bahwāsy)
13. Bilawardana (Belavardhana)
14. Bimabala (Bhīmabela)
15. Bimawiga (Bhīmavega)
16. Bimawikra (Bhīmavikra)
17. Carucitra (Chāruchithra)
18. Citra (Chithra)
19. Citrabana (Chithrabāna)
20. Citraksa (Chithrāksha)
21. Citrakundala (Chithrakundala)
22. Citrakundhala (Chithrakundhala)
23. Citranga (Chithrāmga)
24. Citrawarma (Chithravarma)
25. Citrayuda (Chithrāyudha)
26. Danurdara (Dhanurdhara)
27. Dirkabahu (Dhīrkhabāhu)
28. Dirkaroma (Dīrkharoma)
29. Dredahasta (Dridhahastha)
30. Dredakarmawu (Dhridhakarmāvu)
31. Dredaksatra (Dridhakshathra)
32. Dredaratasyara (Dhridharathāsraya)
33. Dredasanda (Dridhasandha)
34. Dredawarma (Dridhavarma)
35. Duradara (Durādhara)
36. Durdarsa (Durdharsha)
37. Durmada (Durmada)
38. Durmarsana (Durmarshana)
39. Durmuka (Durmukha)
40. Dursaha (Dussaha)
41. Durwigaha (Durvigāha)
42. Durwimuca (Durvimocha)
43. Duskarna (Dushkarna)
44. Dusparaja (Dushparāja)
45. Duspradarsa (Dushpradharsha)
46. Jalaganda (Jalagandha)
47. Jarasanda (Jarāsandha)
48. Kancanadwaja (Kānchanadhwaja)
49. Krathana (Kratana)
50. Karna (Karna)
51. Kawaci (Kavachy)
52. Kradana (Kradhana)
53. Kundabedi (Kundhabhedy)
54. Kundadara (Kundhādhara)
55. Kundase (Kundhasāi)
56. Kundasi (Kundhāsy)
57. Kundi (Kundhy)
58. Mahabahu (Mahabāhu)
59. Mahodara (Mahodara)
60. Nagadata (Nāgadatha)
61. Nanda (Nanda)
62. Nisamgi (Nishamgy)
63. Pasi (Pāsy)
64. Pramada (Pramadha)
65. Sadasuwaka (Sadāsuvāk)
66. Saha (Saha)
67. Sala (Sala)
68. Sama (Sama)
69. Sarasana (Sarāsana)
70. Satwa (Sathwa)
71. Satyasanda (Sathyasandha)
72. Senani (Senāny)
73. Somakirti (Somakīrthy)
74. Subahu (Subāhu)
75. Suhasta (Suhastha)
76. Sujata (Sujātha)
77. Sulocana (Sulochana)
78. Sunaba (Sunābha)
79. Susena (Sushena)
80. Suwarca (Suvarcha)
81. Suwarma (Suvarma)
82. Suwiryaba (Suvīryavā)
83. Ugrase (Ugrasāi)
84. Ugrasena (Ugrasena)
85. Ugrasrawas (Ugrasravas)
86. Ugrayuda (Ugrāyudha)
87. Upacitra (Upachithra)
88. Upananda (Upananda)
89. Urnanaba (Ūrnanābha)
90. Walaki (Vālaky)
91. Watawiga (Vāthavega)
92. Wikarna (Vikarna)
93. Wikatinanda (Vikatinanda)
94. Winda
(Vindha)
95. Wirabahu (Vīrabāhu)
96. Wirajasa (Virajass)
97. Wirawi (Virāvy)
98. Wisalaksa (Visālāksha)
99. Wiwitsu (Vivilsu)
100. Wrendaraka (Vrindāraka)
101. Yuyutsu (Yuyulssu) *
102. Duskampana *
103. Dursila (Dussila) *
|
1.
Duryodana (Suyodana)
2.
Dursasana (Duhsasana)
3.
Abaswa
4.
Adityaketu
5.
Alobha
6.
Anadhresya
(Hanyadresya)
7.
Anudhara
(Hanudhara)
8.
Anuradha
9.
Anuwinda
(Anuwenda)
10. Aparajita
11. Aswaketu
12. Bahwasi (Balaki)
13. Balawardana
14. Bhagadatta (Bogadenta)
15. Bima
16. Bimabala
17. Bimadewa
18. Bimarata (Bimaratha)
19. Curucitra
20. Carucitra
21. Citradharma
22. Citrakala
23. Citraksa
24. Citrakunda
25. Citralaksya
26. Citrangga
27. Citrasanda
28. Citrasraya
29. Citrawarman
30. Dharpasandha
31. Dhreksetra
32. Dirgaroma
33. Dirghabahu
34. Dirghacitra
35. Dredhahasta
36. Dredhawarman
37. Dredhayuda
38. Dretapara
39. Duhpradharsana
40. Duhsa
41. Duhsah
42. Durbalaki
43. Durbharata
44. Durdharsa
45. Durmada
46. Durmarsana
47. Durmukha
48. Durwimocana
49. Duskarna
50. Dusparajaya
51. Duspramana
52. Gardapati
53. Hayabahu
54. Jalasandha
55. Jayawikata
56. Kanakadhwaja
57. Kanakayu
58. Karna
59. Kawacin
60. Krathana (Kratana)
61. Kundabhedi
62. Kundadhara
63. Mahabahu
64. Mahacitra
65. Nandaka
66. Pandikunda
67. Prabhata
68. Pramathi
69. Rodrakarma (Rudrakarman)
70. Sala
71. Sama
72. Satwa
73. Satyasanda
74. Senani
75. Sokarti
76. Subahu
77. Sudatra
78. Suddha (Korawa)
79. Sugrama
80. Suhasta
81. Sukasananda
82. Sulokacitra
83. Surasakti
84. Tandasraya
85. Ugra
86. Ugrasena
87. Ugrasrayi
88. Ugrayudha
89. Upacitra
90. Upanandaka
91. Urnanaba
92. Wedha
93. Wicitrihatana
94. Wikala
95. Wikatanana
96. Winda
97. Wirabahu
98. Wirada
99. Wisakti
100.
Wiwitsu
(Yuyutsu)
101.
Wyudoru
(Wiyudarus)
102.
Dursilawati
|