DAFTAR ISI :
1. Mengenal Hanuman
2. Hanuman Triwikrama
3. Orang Tua Hanuman
4. Saudara Hanuman
5. Guru Hanuman
6. Mertua Hanuman
7. Istri Hanuman
8. Anak Hanuman
9. Riwayat Hidup Hanuman
MENGENAL HANUMAN
HANUMAN TRIWIKRAMA
ORANG TUA HANUMAN
Dewa Bayu (Ayah)=India Dewa Siwa (Ayah)=India+jawa
Kesari (Ayah)=India
SAUDARA HANUMAN
Garuda Mahambira (Dewa Bayu) Naga Kuawara (Dewa Bayu)
Resi Maenaka (Dewa Bayu) Bima (Raja Pandu=Dewa Bayu)
Raksasa Bismuka (Dewa Bayu) Liman Setubanda (Dewa Bayu)
GURU HANUMAN
Dewa Surya Dewa Wisnu
Dewa Indra Raja Subali (Paman)
MERTUA HANUMAN
Wibisana (Trijata) Purwapada (Purwanti)
ISTRI HANUMAN
Trijata (Trigangga) Purwanti (Purwaganti)
ANAK HANUMAN
Purwaganti (Hanuman&Purwati)
Purwaganti Manusia (Hanuman&Purwati)
RIWAYAT HIDUP HANUMAN
Anoman merupakan makluk kekasih dewata. Ia mendapat anugerah Cupumanik Astagina, juga ditakdirkan berumur panjang,
hidup dari jaman Ramayana sampai jaman Mahabharata, bahkan sampai awal/memasuki
jaman Madya.
Anoman empat kali menikah. Pertama dengan trijata, putri wibisana dari kerajaan Alengka. berputra Trigangga istri kedua Dewi Urangrayung, putri Bagawan Minalodra dari Kandabumi. berputra Triyangga, berujud kera putih. Istri ketiga bernama Dewi Sayempraba, putri raksasa Wisakarma dari Gowawindu, tidak mempunyai anak. Anoman kemudian menikah dengan Dewi Purwati, putri Resi Purwapada dari pertapaan Andonsumawi, berputra Purwaganti. Anoman mempunyai perwatakan ; pemberani, sopan-santun, tahu harga diri. setia. prajurit ulung, waspada, pandai berlagu, rendah hati, teguh dalam pendirian, kuat dan tabah. Ia mati moksa, raga dan sukmanya lenyap di pertapaan Kendalisada
Anoman empat kali menikah. Pertama dengan trijata, putri wibisana dari kerajaan Alengka. berputra Trigangga istri kedua Dewi Urangrayung, putri Bagawan Minalodra dari Kandabumi. berputra Triyangga, berujud kera putih. Istri ketiga bernama Dewi Sayempraba, putri raksasa Wisakarma dari Gowawindu, tidak mempunyai anak. Anoman kemudian menikah dengan Dewi Purwati, putri Resi Purwapada dari pertapaan Andonsumawi, berputra Purwaganti. Anoman mempunyai perwatakan ; pemberani, sopan-santun, tahu harga diri. setia. prajurit ulung, waspada, pandai berlagu, rendah hati, teguh dalam pendirian, kuat dan tabah. Ia mati moksa, raga dan sukmanya lenyap di pertapaan Kendalisada
Kelahiran
Hanoman lahir pada masa Tretayuga sebagai putera Anjani,
seekor wanara
wanita. Dahulu Anjani sebetulnya merupakan bidadari, bernama Punjikastala.
Namun karena suatu kutukan, ia terlahir ke dunia sebagai wanara wanita. Kutukan
tersebut bisa berakhir apabila ia melahirkan seorang putera yang merupakan
penitisan Siwa.
Anjani menikah dengan Kesari, seekor wanara perkasa. Bersama dengan Kesari,
Anjani melakukan tapa ke hadapan Siwa agar Siwa bersedia menjelma sebagi putera
mereka. Karena Siwa terkesan dengan pemujaan yang dilakukan oleh Anjani dan
Kesari, ia mengabulkan permohonan mereka dengan turun ke dunia sebagai
Hanoman.
Salah satu versi menceritakan bahwa ketika Anjani bertapa memuja Siwa, di tempat lain,
Raja Dasarata
melakukan Putrakama Yadnya untuk memperoleh keturunan. Hasilnya, ia
menerima beberapa makanan untuk dibagikan kepada tiga istrinya, yang di kemudian
hari melahirkan Rama,
Laksmana, Bharata dan Satrugna. Atas
kehendak dewata, seekor burung merenggut sepotong makanan tersebut, dan
menjatuhkannya di atas hutan dimana Anjani sedang bertapa. Bayu, Sang dewa angin, mengantarkan
makanan tersebut agar jatuh di tangan Anjani. Anjani memakan makanan tersebut,
lalu lahirlah Hanoman
Salah satu versi mengatakan bahwa Hanoman lahir secara tidak sengaja karena
hubungan antara Bayu
dan Anjani. Diceritakan bahwa pada suatu hari, Dewa Bayu melihat kecantikan Anjani,
kemudian ia memeluknya. Anjani marah karena merasa dilecehkan. Namun Dewa Bayu menjawab bahwa
Anjani tidak akan ternoda oleh sentuhan Bayu. Ia memeluk Anjani bukan di
badannya, namun di dalam hatinya. Bayu juga berkata bahwa kelak
Anjani akan melahirkan seorang putera yang kekuatannya setara dengan Bayu dan
paling cerdas di antara para wanara.
Sebagai putera Anjani, Hanoman dipanggil Anjaneya (diucapkan "Aanjanèya"),
yang secara harfiah berarti "lahir dari Anjani" atau "putera Anjani".
Masa kecil
Pada saat Hanoman masih kecil, ia mengira matahari adalah buah yang bisa dimakan, kemudian
terbang ke arahnya dan hendak memakannya. Dewa Indra melihat hal itu dan menjadi
cemas dengan keselamatan matahari. Untuk mengantisipasinya, ia melemparkan petirnya
ke arah Hanoman sehingga kera kecil itu jatuh dan menabrak gunung. Melihat hal
itu, Dewa Bayu
menjadi marah dan berdiam diri. Akibat tindakannya, semua makhluk di bumi
menjadi lemas. Para Dewa pun memohon kepada Bayu agar menyingkirkan
kemarahannya. Dewa Bayu menghentikan kemarahannya dan Hanoman diberi hadiah
melimpah ruah. Dewa Brahma dan Dewa Indra memberi anugerah bahwa
Hanoman akan kebal dari segala senjata, serta kematian akan datang hanya dengan
kehendaknya sendiri. Maka dari itu, Hanoman menjadi makhluk yang abadi atau
Chiranjiwin. Anoman
memiliki beberapa kesaktian. Ia dapat bertiwikrama, memiliki Aji Sepiangin (dari
Bathara Bayu), Aji Pameling (dari Bathara Wisnu), dan Aji Mundri (dari Resi
Subali). Tata pakaiannya yang melambangkan kebesaran, antara lain ; Pupuk
Jarotasem Ngrawit, Gelung Minangkara, Kelatbahu Sigar Blibar, Kampuh/Kain Poleng
berwarna hitam, merah dan putih, Gelang/Binggel Candramurti dan Ikat Pinggang
Akar Mimang.
Pertemuan
dengan Rama
Pada saat melihat Rama dan Laksmana datang ke Kiskenda, Sugriwa merasa
cemas. Ia berpikir bahwa mereka adalah utusan Subali yang dikirim untuk
membunuh Sugriwa. Kemudian Sugriwa memanggil prajurit andalannya, Hanoman, untuk
menyelidiki maksud kedatangan dua orang tersebut. Hanoman menerima tugas
tersebut kemudian ia menyamar menjadi brahmana dan mendekati Rama dan Laksmana.
Saat bertemu dengan Rama dan Laksmana, Hanoman merasakan
ketenangan. Ia tidak melihat adanya tanda-tanda permusuhan dari kedua pemuda
itu. Rama dan Laksmana juga terkesan dengan etika Hanoman. Kemudian mereka
bercakap-cakap dengan bebas. Mereka menceritakan riwayat hidupnya masing-masing.
Rama juga menceritakan keinginannya untuk menemui Sugriwa. Karena tidak curiga
lagi kepada Rama dan Laksmana, Hanoman kembali ke wujud asalnya dan mengantar
Rama dan Laksmana menemui Sugriwa.
Petualangan mencari Sita
Dalam misi membantu Rama mencari Sita, Sugriwa mengutus pasukan wanara-nya agar
pergi ke seluruh pelosok bumi untuk mencari tanda-tanda keberadaan Sita, dan
membawanya ke hadapan Rama kalau mampu. Pasukan wanara yang dikerahkan Sugriwa
dipimpin oleh Hanoman, Anggada, Nila, Jembawan, dan
lain-lain. Mereka menempuh perjalanan berhari-hari dan menelusuri sebuah gua,
kemudian tersesat dan menemukan kota yang berdiri megah di dalamnya. Atas
keterangan Swayampraba yang tinggal di sana,
kota tersebut
dibangun oleh arsitek Mayasura dan sekarang sepi
karena Maya pergi ke alam para Dewa. Lalu Hanoman menceritakan maksud
perjalanannya dengan panjang lebar kepada Swayampraba. Atas bantuan Swayampraba
yang sakti, Hanoman dan wanara lainnya lenyap dari gua dan berada di sebuah
pantai dalam sekejap.
Di pantai tersebut, Hanoman dan wanara lainnya bertemu dengan Sempati, burung
raksasa yang tidak bersayap. Ia duduk sendirian di pantai tersebut sambil
menunggu bangkai hewan untuk dimakan. Karena ia mendengar percakapan para wanara
mengenai Sita dan
kematian Jatayu,
Sempati menjadi sedih dan meminta agar para wanara menceritakan kejadian yang
sebenarnya terjadi. Anggada menceritakan dengan
panjang lebar kemudian meminta bantuan Sempati. Atas keterangan Sempati, para
wanara tahu bahwa Sita ditawan di sebuah istana yang teretak di Kerajaan Alengka.
Kerajaan tersebut diperintah oleh raja raksasa bernama Rahwana. Para wanara berterima kasih setelah menerima keterangan
Sempati, kemudian mereka memikirkan cara agar sampai di Alengka.
Karena bujukan para wanara, Hanoman teringat akan
kekuatannya dan terbang menyeberangi lautan agar sampai di Alengka. Setelah ia menginjakkan
kakinya di sana,
ia menyamar menjadi monyet kecil dan mencari-cari Sita. Ia melihat Alengka sebagai
benteng pertahanan yang kuat sekaligus kota yang dijaga dengan ketat. Ia melihat
penduduknya menyanyikan mantra-mantra
Weda dan lagu pujian
kemenangan kepada Rahwana. Namun tak jarang ada
orang-orang bermuka kejam dan buruk dengan senjata lengkap. Kemudian ia datang
ke istana Rahwana dan mengamati wanita-wanita cantik yang tak terhitung
jumlahnya, namun ia tidak melihat Sita yang sedang merana. Setelah
mengamati ke sana-kemari, ia memasuki sebuah taman yang belum pernah
diselidikinya. Di sana ia melihat wanita yang tampak sedih dan
murung yang diyakininya sebagai Sita.
Kemudian Hanoman melihat Rahwana merayu Sita. Setelah Rahwana gagal dengan
rayuannya dan pergi meninggalkan Sita, Hanoman menghampiri Sita dan menceritakan
maksud kedatangannya. Mulanya Sita curiga, namun kecurigaan Sita hilang saat
Hanoman menyerahkan cincin milik Rama. Hanoman juga menjanjikan
bantuan akan segera tiba. Hanoman menyarankan agar Sita terbang bersamanya ke
hadapan Rama, namun
Sita menolak. Ia mengharapkan Rama datang sebagai ksatria sejati dan datang ke
Alengka untuk
menyelamatkan dirinya. Kemudian Hanoman mohon restu dan pamit dari hadapan Sita.
Sebelum pulang ia memporak-porandakan taman Asoka di istana Rahwana. Ia membunuh
ribuan tentara termasuk prajurit pilihan Rahwana seperti Jambumali dan Aksha.
Akhirnya ia dapat ditangkap Indrajit dengan senjata Brahma Astra. Senjata itu memilit tubuh
hanoman. Namun kesaktian Brahma Astra lenyap saat tentara raksasa menambahkan
tali jerami.
Indrajit marah bercampur kecewa karena Brahma Astra bisa dilepaskan Hanoman
kapan saja, namun Hanoman belum bereaksi karena menunggu saat yang tepat.
Terbakarnya Alengka
Ketika Rahwana hendak memberikan
hukuman mati kepada Hanoman, Wibisana membela Hanoman agar
hukumannya diringankan, mengingat Hanoman adalah seorang utusan. Kemudian
Rahwana menjatuhkan hukuman agar ekor Hanoman dibakar. Melihat hal itu, Sita berdo'a agar api
yang membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Karena do'a Sita kepada Dewa Agni terkabul, api yang membakar
ekor Hanoman menjadi sejuk. Lalu ia memberontak dan melepaskan Brahma Astra yang
mengikat dirinya. Dengan ekor menyala-nyala seperti obor, ia membakar kota Alengka. Kota Alengka pun
menjadi lautan api. Setelah menimbulkan kebakaran besar, ia menceburkan diri ke
laut agar api di ekornya padam. Penghuni surga memuji keberanian Hanoman dan
berkata bahwa selain kediaman Sita, kota Alengka dilalap api.
Dengan membawa kabar gembira, Hanoman menghadap Rama dan menceritakan keadaan Sita.
Setelah itu, Rama menyiapkan pasukan wanara untuk menggempur
Alengka.
Pertempuran
besar
Dalam pertempuran besar antara Rama dan Rahwana, Hanoman membasmi banyak
tentara rakshasa. Saat Rama, Laksmana, dan
bala tentaranya yang lain terjerat oleh senjata Nagapasa yang sakti, Hanoman pergi ke Himalaya atas
saran Jembawan untuk menemukan
tanaman obat. Karena tidak tahu persis bagaimana ciri-ciri pohon yang dimaksud,
Hanoman memotong gunung tersebut dan membawa potongannya ke hadapan Rama.
Setelah Rama dan prajuritnya pulih kembali, Hanoman melanjutkan pertarungan dan
membasmi banyak pasukan rakshasa.
Kehidupan selanjutnya
Setelah pertempuran besar melawan Rahwana berakhir, Rama hendak memberikan hadiah untuk
Hanoman. Namun Hanoman menolak karena ia hanya ingin agar Sri Rama bersemayam di
dalam hatinya. Rama mengerti maksud Hanoman dan bersemayam secara rohaniah dalam
jasmaninya. Akhirnya Hanoman pergi bermeditasi di puncak gunung mendo'akan
keselamatan dunia. Pada zaman Dwapara Yuga, Hanoman
bertemu dengan Bima dan Arjuna dari
lingkungan keraton Hastinapura. Dari
pertemuannya dengan Hanoman, Arjuna menggunakan lambang Hanoman sebagai panji
keretanya pada saat Bharatayuddha.
Hanoman dalam pewayangan Jawa
Mengabdi pada Sugriwa
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani
diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak.
Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada
pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat
itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya.
Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran
dari Ayodhya
yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk
mengalahkan Subali, dan bersama menyerang
negeri Alengka
membebaskan Sita,
istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki
kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan
Sita. Di sana ia membuat kekacauan
sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil
membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut
terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat
Rama, pasukan kera
pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai
pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka
(Sarpakenaka) adik Rahwana.
Tugas untuk Hanoman
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang
memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali
senjata Rama
menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang
memihak Rama segera
meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk
ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian
kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan
Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut,
dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan
diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah
reinkarnasi Rama.
Hanoman mengejar dan bertemu Bima,
adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi
kepada Kresna. Ia
juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di
Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.
Berbeda dengan versi aslinya, Hanoman dalam pewayangan memiliki dua orang
anak. Yang pertama bernama Trigangga yang
berwujud kera putih mirip dirinya. Konon, sewaktu pulang dari membakar Alengka, Hanoman
terbayang-bayang wajah Trijata,
puteri Wibisana yang menjaga Sita. Di atas lautan,
air mani Hanoman jatuh dan menyebabkan air laut mendidih. Tanpa
sepengetahuannya, Baruna mencipta buih tersebut
menjadi Trigangga. Trigangga langsung dewasa dan berjumpa dengan Bukbis, putera Rahwana. Keduanya bersahabat dan
memihak Alengka
melawan Rama. Dalam
perang tersebut Trigangga berhasil menculik Rama dan Laksmana namun dikejar oleh
Hanoman. Narada
turun melerai dan menjelaskan hubungan darah di antara kedua kera putih
tersebut. Akhirnya, Trigangga pun berbalik melawan Rahwana.
Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti,
yang baru muncul pada zaman Pandawa. Ia berjasa menemukan
kembali pusaka Yudistira yang hilang bernama
Kalimasada.
Purwaganti ini lahir dari seorang puteri pendeta yang dinikahi Hanoman, bernama
Purwati.
Kematian
Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. Narada turun mengabulkan
permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir,
yaitu merukunkan keturunan keenam Arjuna yang sedang terlibat
perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga
Sariwahana dengan Jayabaya terlibat pertikaian
meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil
menghadapi musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, Hanoman gugur, moksa bersama raganya,
sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu Batara Yama, sang dewa
kematian.
Tradisi dan pemujaan
Di negara India
yang didominasi oleh agama Hindu, terdapat banyak
kuil untuk memuja Hanoman, dan dimana pun ada gambar awatara Wisnu, selalu ada gambar Hanoman.
Kuil Hanoman bisa ditemukan di banyak tempat di India dan konon
daerah di sekeliling kuil itu terbebas dari raksasa atau
kejahatan.
- Puncak monyet, Himachal Pradesh, India.
- Kuil Jhaku, Himachal Pradesh, India.
- Kuil Sri Suchindram, Tamilnadu, India.
- Sri Hanuman Vatika, Orissa, India.
- Kuil Saakshi Hanuman, Tamilnadu, India.
- Shri Krishna Matha (Kuil Krishna), Udupi.
- Krishnapura Matha, Krishnapura dekat Surathkal.
- Kuil Ragigudda Anjaneya, Jayanagar, Bangalore.
- Hanumangarhi, Ayodhya.
- Kuil Sankat Mochan, Benares.
- Kuil Hanuman, dekat Nuwara Eliya, Sri Lanka.
- Salasar Balaji, Distrik Churu, Rajasthan.
- Kuil Mehandipur Balaji, Rajasthan.
- Ada Balaji, di hutan suaka Sariska, Alwar, Rajasthan.
- Sebelas kuil Maruthi di Maharashtra.
- Kuil Shri Hanuman di Connaught Place, New Delhi.
- Shri Baal Hanumaan, Tughlak Road, New Delhi.
- Kuil Prasanna Veeranjaneya Swami, di Mahalakshmi Layout, Bangalore, Karnataka.
- Sri Nettikanti Anjaneya Swami Devasthanam, Kasapuram, Andhra Pradesh.
- Yellala Anjaneya Swami, Yellala, Andhra Pradesh.
- Pura Sri Mahavir, Patna, Bihar.
- Kuil Sri Vishwaroopa Anchaneya, Tamilnadu, India.